Friday, December 20, 2013

Tenchu: Wrath of Heaven, Jadi Ninja Mesti Sabar



     Sejak jaman PS1 dulu, saya sudah menjadi penggemar Tenchu. Mengendap-endap di kegelapan, menunggu musuh lengah, lalu menyergap, dengan sekali tebasan ... satu kepala menggelinding. Sadis dan penuh ketegangan, begitulah kehidupan Ninja yang berhasil digambarkan dengan sangat baik di serial game Tenchu. Wrath of Heaven merupakan seri yang ketiga, dan yang pertama kali rilis untuk PS2 di tahun 2003.

     Ada banyak peningkatan di game ini dari sekedar grafis yang diperhalus. Sistem permainan masih sama, anda harus mengamati lingkungan sekitar dan memperhatikan gerak-gerik dan juga jangkauan patroli tiap-tiap musuh sebelum akhirnya membunuh mereka dari arah yang tak terduga, intinya anda harus sabar, karena sabar di sayang Tuhan. Tentu anda bisa langsung mengajak musuh adu bacok terang-terangan, tapi dengan catatan; mungkin anda malah kalah jumlah karena musuh suka main keroyokan, dua, anda kehilangan kesempatan untuk mendapatkan titel Grand Master. Sebuah titel untuk ninja yang terbaik dalam melaksanakan misi, yang hadiahnya berupa berbagai peralatan ninja super keren, mulai dari, baju menyamar, boneka pengalih perhatian, baju besi, sampai jubah menghilang, pokoknya sayang untuk anda lewatkan. Bila terpaksa, seperti ketika ada boss, anda harus melakukan pertarungan, yang mana sistem-nya disini sudah mengalami banyak sekali peningkatan yang memudahkan anda, ambil saja fitur lock-on sebagai contoh, dengan ini anda bisa berfokus pada satu musuh saja, sangat membantu untuk menghabisi lawan satu persatu. Selain itu semua, anda disini masih bisa menggunakan grapling hook untuk menaiki genteng rumah dan bangunan tinggi lainnya, bisa juga melempar shuriken, bom asap, granat, dan lain-lain. Satu-satunya fitur yang hilang adalah menyelam ketika berenang. Satu hal lagi yang perlu anda ketahui, selain Rikimaru dan Ayame yang kembali beraksi, anda jugabisa memilih satu karakter rahasia setelah menamatkan keduanya. Dia adalah Tesshu, dokter yang ahli dalam pertempuran tangan kosong.

Tidak cuma manusia, setan dan anjing pun jadi lawan!

     Sayang sekali bagusnya gameplay tidak dibarengi dengan cerita yang baik. Jalan cerita di game ini kalau saya simpulkan dalam satu kata adalah "Maksa". Ya, mentang-mentang Tenrai, si boss utama disini adalah seorang tukang sihir, bukan berarti semuanya harus serba tidak masuk akal bukan? Anda akan menemui banyak tokoh yang dipaksa keluar, padahal akan jauh lebih baik jika tokoh-tokoh tersebut dibiarkan tetap pada kodratnya, yaitu meninggal. Dan, dua pertanyaan lagi, mengapa Putri Kiku selalu jadi korban penculikan? Dan mengapa selalu ada pedagang kaya yang sebenarnya adalah penjahat cabul? Hal-hal tersebut membuat saya merasa deja vu. Tidak seperti Birth of Stealth Assassin, cerita Wrath of Heaven terlihat tidak natural.

Kembalinya si Ricky Marten... Maksud saya
Rikimaru!

     Tapi jangan khawatir, grafis dan suara cukup untuk menutupi kekurangan tersebut. Desain karakter dan lingkungan cukup bagus, lihat saja hutan bambu di musim dingin yang di gambar dengan sangat bagus, sampai kuburan angker yang bikin merinding, efek kilauan pedang juga sangat memukau. Music di game ini luar biasa, sangat jernih dan membuat anda terbawa suasana, bahkan saya sering diam di satu level hanya untuk mendengar musiknya (di level terakhir musiknya mirip musik gambus ala arabia, sangat enak didengar). Suara dan dubbing di sini bisa dibilang cukup, meski jauh dari sempurna.

     Kesimpulan, game ini sangat saya anjurkan bagi anda semua penggemar ninja, tetapi dengan satu syarat, dalam memainkan game ini anda harus punya kesabaran, karena tanpa hal itu jangan harap anda bisa menikmati game ini, selain itu sabar juga sikap mulia yang kelak membawa anda ke sorga, Amin.

1 comment:

  1. 1 lg kurang bang...
    Gayanya pas mmbunuh musuh.
    Klo di Tenchu PS1 bnyak vaiasi gerakannya.

    ReplyDelete